• Minggu, 28 Mei 2023

Momen HSN Mengulas Fakta Karawang Sebagai Daerah Perlintasan Etnis, Budaya dan Agama

- Minggu, 23 Oktober 2022 | 14:43 WIB
Kang Jimmy Panglima Santri Karawang bersama Gus Muwafiq
Kang Jimmy Panglima Santri Karawang bersama Gus Muwafiq

MAHIDARA.COM, KARAWANG - Momen Hari Santri Nasional (HSN) merupakan waktu yang tepat untuk mengulas napak tilas sejarah peradaban islam, banyak hal menarik dan fakta penting untuk diulas di Karawang.

Panglima Santri Karawang Ahmad Zmakhsayari atau yang kerap disapa Kang Jimmy mengungkap, meski tidak dijuluki sebagai kota santri, di Karawang juga banyak fakta sejarah islam yang menarik untuk diulas.

"Kalau melihat fakta sejarah, menurut saya Karawang itu perlintasan etnis, budaya dan agama, karena orang Cina sudah ada dari dulu, Laksamana Ceng Ho sudah ada lebih dulu sebelum Syeikh Quro datang," kata Jimmy saat diwawancara usai Upcara HSN di Plaza Pemda Karawang, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Baca Juga: Polisi Panggil Pekerja Bangunan Terkait Kebakaran di Islamic Center Jakarta

Di Karawang, Laksamana Ceng Ho juga mewariskan beberapa peninggalan berharga seperti klenteng-kelenteng yang disebut sebagai klenteng sakral.

"Laksamana Ceng Ho mewariskan Klenteng Sian Jin Kupoh itu klenteng agung, itu sakral karena banyak etnis Cina dari Singapura, Thailand, dan Malaysia, saat Imlek itu datang ke Sian Jin Kupoh," kata dia.

Selain itu, ada juga klenteng di Tuparev yang dianggap sakral, bahkan di wilayah Johar, Kabupaten Karawang juga terdapat Kampung Cinangoh, hal itu, kata Jimmy, merupakan sebagian bukti bahwa etnis Cina sudah ada sejak dahulu.

Alda saat menari dalam acara bimtek anggota DPRD di Mercure Hotel Karawang, Senin (22/11/2021)
Alda saat menari dalam acara bimtek anggota DPRD di Mercure Hotel Karawang, Senin (22/11/2021) (rohendi/mahidara)

"Selain itu, Karawang sendiri dikenal dengan basis buhun atau aliran kepercayaan animisme, buktinya sampai tahun 2022 sekarang ini, banyak masyakarat Karawang sebelum hajat datangnya ke mbah dukun, mau bercocok tanam datangnya ke mbah dukun, ini kan buhun juga. Namanya aliran animisme itu," ungkapnya.

Baca Juga: Hasil G-20, Jasa Tirta Bangun Proyek IWF Bersama 4 BUMN

Kemudian, kata Jimmy, selain dua aliran etnis dan agama tersebut, di Karawang juga terdapat keagungan islam yang dibawa oleh Syaikh Hasan Nudin atau yang dikenal dengan Kanjeng Syeikh Quro Pulobata.

Itu sebabnya di Karawang tidak terdapat pondok pesantren yang menyeluruh di 30 kecamatan, "Pusat pesantren di Karawang itu, Kecamatan Rawamerta, Pangkalan, Tegalwaru, dan beberapa desa di Telagasari, tidak seperti di Tasikmalaya yang hampir di setiap desa ada pesantren," kata Jimmy.

Oleh karenanya, ia berpendapat bahwa, Karawang lebih tepat disebut sebagai daerah atau tempat perlintasan etnis, budaya, dan agama.***

Editor: Dinda Syahara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pulang Kampung Bangun Karawang Lebih Baik

Rabu, 24 Mei 2023 | 12:00 WIB

Warga Antusias Melepas Ki jaga Raksa, Ini Sejarahnya

Senin, 15 Agustus 2022 | 09:46 WIB

Sandiyantanti Jalani Ujian NKP Sespim Polri

Senin, 4 Juli 2022 | 20:58 WIB

Terpopuler

X